Seminar Pencegahan Perundungan dan Anti Kekerasan, serta Deklarasi Bersama Mewujudkan Sekolah Yang Aman, Nyaman, Ramah Anak dan Menyenangkan

Selasa 17 Oktober 2023, SMPN 2 Selaawi (DUSELA) menyelenggarakan workshop anti-perundungan. Kegiatan ini dilaksanakan di Aula utama SMPN 2 Selaawi yang dihadiri oleh segenap unsur warga sekolah, yang terdiri dari: Kepala Sekolah, Para wakasek, Seluruh unsur GTK, Komite sekolah, dan tentu seluruh peserta didik SMPN 2 Selaawi kelas 7, 8 dan kelas 9. Kegiatan ini menghadirkan dua fasilitator internal dan eksternal. Fasilitator internal adalah Bapak Deden Saripudin, S.Pd.,M.Pd.,M.Si., Wakasek Kesiswaan sekaligus Ketua Satgas TPPK SMPN 2 Selaawi, dan fasilitator eksternal adalah Ipda Pol. Imam Daeng Azhar, Amd.Kep, SH., Beliau merupakan anggota Polsubsektor Selaawi. Kemudian, Selaku moderator dalam kegiatan ini adalah Bapak Saepuloh, S.Pd., M.Pd.

Kegiatan ini bukanlah seremonial belaka, tapi ini merupakan komitmen sekaligus aksi nyata dari SMPN 2 Selaawi sebagai salah satu sekolah dengan kemajuan terbaik berdasarkan capaian Rapor Pendidikan untuk mengantisipasi dan menyelesaikan 1 dari 3 dosa besar Pendidikan, yaitu Bullying/atau perundungan, agar terciptanya lingkungan sekolah yang aman dan nyaman.

Pada kesempatan tersebut, dalam sambutannya, kepala sekolah SMPN 2 Selaawi H. Maesa Supar, S.Pd.,M.Si, menyampaikan bahwa kegiatan seminar anti perundungan sekaligus deklarasi anti perundungan merupakan bentuk komitmen beliau sebagai pimpinan SMPN 2 Selaawi untuk membentengi sekolah dari kekerasan remaja. Beliau juga mengajak kepada segenap warga sekolah untuk kerjasama dalam upaya menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman agar terwujudnya pembelajaran inklusif yang memenuhi hak anak. Dalam kesempatan lain, komite sekolah SMPN 2 Selaawi juga memberikan apresiasi yang tinggi atas upaya serius sekolah dalam menciptakan lingkungan sekolah yang ramah anak.

Fasilitator pertama membahas tema terkait “kebijakan aparatur penegak hukum dalam rangka pencegahan dan penanganan kenakalan remaja, khususnya pencegahan perundungan dan tindak kekerasan”. Dalam pemaparannya beliau menegaskan bahwa pelaku bullying baik dalam bentuk Verbal, Fisik, ataupun Cyber Bullying, berpotensi dijerat oleh UU perlindungan anak, tindak kekerasan, bahkan UU ITE. Materi pertama yang beliau sampaikan, mendapatkan respon positif dari audiens, yang diantaranya memantik siswa dan guru untuk bertanya.

Saima siswi kelas 9A bertanya tentang bagaimana mengenali remaja yang sudah kecanduan narkoba?
Celsea siswi 9B bertanya tentang factor yang melatar belakangi perundungan di kalangan remaja?
Bu Rasti (Guru TIK) bertanya tentang, tahapan pelaporan korban, Langkah-langkah melawan bullying, treatmen agar pembully sadar?

Memasuki materi kedua yaitu “Upaya preventif dan antisipatif satuan pendidikan dalam menangkal kenakalan remaja, khususnya di lingkungan SMPN 2 Selaawi”, Bapak Deden tidak panjang lebar memberikan penjelasan, namun beliau berfokus pada mengapa hal buruk terjadi pada seseorang termasuk perilaku bullying disebabkan oleh pola makan dan pola asuh yang tidak baik. Maka Upaya yang yang sekolah lakukan adalah promoting (siswa di apresiasi), preventif (pencegahan dengan menguatkan pemahaman keagamaan, melakukan inner peaking-komunikasi hati ke hati), kuratif. Ketika tiga upaya tersebut sudah dilakukan tetapi masih tetap tidak berubah maka dilakukan rehabilitasi (perbaikan besar-besaran). Materi ini juga mengundang siswa dan guru bertanya.

Mutia 9B, bertanya tentang peran orang tua dalam mendampingi perkembangan remaja?
Bu Ai Wahyuni (Wali kelas 8B) bertanya tentang, Upaya walikelas dalam menangani pelaku bullying

Kegiatan ditutup dengan penandatangan delarasi perundungan dari semua unsur dan dilanjutkan sesi foto siswa perkelas sambil mengkampanyekan poster anti bullying hasil kreasi siswa.

written by Saepuloh, S.Pd., M.Pd.

Mari bersahabat, tolak perundungan!